Melanjutkan sekolah ke tingkat universitas bisa dilakukan di dalam negeri maupun di luar negeri. Sekarang ini, pergi ke luar negeri untuk sekolah bukanlah suatu hal yang asing lagi. Semakin banyak anak yang memilih untuk tidak menetap di dalam negeri karena berbagai alasan seperti ingin hidup mandiri, mencari pengalaman baru atau banyak lainnya. Persiapan sebelum pergi juga tentunya harus ada, contohnya seperti kiat-kiat berikut ini:
1. Siapkan mental
Ketika ke luar negeri, anak berarti harus berpisah dengan keluarganya. Ini bisa menyebabkan rasa kesepian yang akhirnya bisa menggangu proses pembelajaran. Jadi, mereka harus siap dengan kondisi hidup yang berbeda dan baru, misalnya tidak bertemu orangtua ataupun kakak-adik, tidak punya pembantu yang siap melayani, atau harus membersihkan rumah sendiri. Selain itu, para anak juga harus siap bersaing dengan banyak murid internasional lainnya dalam meraih nilai yang terbaik.
2. Nilai Akademik yang Mantap
Nilai akademik yang bagus pasti dibutuhkan untuk masuk kedalam sekolah yang berstandar tinggi. Bagi yang ingin ke luar negeri, harus dipastikan bahwa mereka telah menguasai bahasa Inggris. Bahasa Inggris dibutuhkan karena telah menjadi bahasa yang universal, alias dimengerti oleh berbagai macam negara. Tanpa nilai akademik dan bahasa Inggris yang memenuhi standar, anak tersebut diragukan untuk bisa mengikuti pelajaran yang pastinya tidak semakin gampang.
3. Berprestasi Di Kalangan Non-Akademik
Jika sang anak memang tidak bisa memenuhi standar nilai dalam akademik, mungkin dia bisa lebih mengandalkan prestasi yang tidak bersangkutan langsung dengan studi didalam sekolah. Contohnya, seperti mendapatkan prestasi dalam musik ataupun olahraga. Prestasi seperti ini juga akan memudahkan sang anak untuk diterima dalam sekolah yang berstandar tinggi karena mereka mengerti bahwa tidak setiap anak 'menonjol' dalam hal akademik.
4. Carilah Dana
Melanjutkan sekolah ke luar negeri memang tidak lebih murah daripada melanjutkan sekolah di dalam negeri. Selain kurs uang yang tinggi, biaya hidup dan biaya sekolahnya sendiri jauh lebih mahal dibandingkan dengan Indonesia. Jika orangtua memang kurang mampu dan kesulitan dalam menutupi semua biaya yang dibutuhkan sang anak, mungkin mereka bisa mendorong anak untuk mendapatkan beasiswa. Beasiswa akan diberikan kepada sekolah-sekolah tertentu kepada anak-anak yang menunjukkan kemampuan dan kemauan untuk melanjutkan studi. Ini tentu akan memudahkan orangtua untuk membiayai hal lainnya seperti akomodasi dan konsumsi anak sehari-harinya.
"Hidup itu bagaikan se-kotak coklat. Kamu tidak akan pernah tau apa yang akan kamu dapatkan." -Forrest Gump
Selasa, 30 Oktober 2012
Senin, 15 Oktober 2012
Dear Diary
Hari ini aku merasa sangat malas. Nggak tau kenapa
akhir-akhir ini, aku kehilangan motivasi untuk masuk sekolah. Padahal, aku kan dulu nggak seperti
ini loh. Ya… aku memang sering telat, tapi niat untuk belajar dan duduk diam di
kelas sangat kuat. Jujur deh, aku bingung kenapa sekarang jadi malas-malasan
begini. Seharusnya kan
di kelas 12 ini, aku jadi lebih rajin dan lebih menjadi si ‘maniak belajar’.
Aku inget banget waktu kelas sembilan… Tiba-tiba aku jadi suka banget sama yang
namanya belajar. Sampai semua orang, maupun itu temen-temen, guru-guru, ataupun
keluarga sendiri, bilang aku nggak punya kehidupan karena terlalu sering
mengurung diri dirumah. Biarpun itu hari jumat, sabtu, atau minggu, aktivitas aku
pasti termasuk belajar. Dulu aku nggak peduli, justru senang kalau semua
melihat aku sebagai anak rajin. Kenapa sekarang aku nggak bias serajin itu lagi
di saat lagi butuh banget?!
Alesan aku males…? Jujur, aku sendiri nggak tau
pasti apa sebab dari kemalesan yang tak terduga ini! Kalau dipikir-pikir, hal
yang berbeda di sekolah hanyalah satu yaitu temen-temen. Aku baru sadar bahwa
banyak banget temen-temen yang keluar dan lanjut sekolah di luar negeri atau
sekolah lain didalem negeri. Karena itu, sekolah jadi sepi banget! Angkatan 12
yang semustinya ada empat kelas, sekarang tinggal sisa tiga. Tapi masa iya ini
penyebab aku males dating ke sekolah? Tapi masa iya aku, yang dikata-katain ‘maniak
belajar’ bias terganggu oleh masalah seperti ini? Aku selalu melihat diri
sendiri sebagai anak yang nggak bergantung kepada temen-temen. Tapi jujur saja,
aku emang nggak suka dengan kondisi kelas-kelas sekarang ini.
Mungkin juga aku mulai males karena aku udah
terlalu capek belajar? Maksudku, semua disekitarku selalu menasehati:”udahlah,
buat apa belajar terlalu rajin? Toh, kamu kan cewek… Akhir-akhir nya juga ikut dengan
suami. Ya, kalau kerjapun, paling balik ke bisnis keluarga kan ?” Bisa jadi karena terlalu sering
mendengarkan nasihat-nasihat seperti ini, aku jadi merasa sudah cukup puas dan bias
mulai santai-santai dikit. Lagian kan ,
aku juga sebentar lagi keluar dari sekolah ini. Memang rencana berhenti sekolah
masih bulan Desember. Tapi dengan tau bahwa aku tidak perlu mendapatkan nilai
yang bagus banget untuk lulus, aku juga mulai sering kasih tau diri sendiri
bahwa aku nggak perlu terlalu berkerja keras. Udah gitu, aku juga sudah
diterima di sekolah yang aku mau lanjutkan pelajaran kok. Bukannya aku sombong,
tapi dengan kepastian ini aku sudah tak perlu lagi membingungkan apakah aku bisa
lanjut ke universitas yang bagus nantinya.
Duh, aku bingung banget… Gimana ya caranya untuk
menghilangkan rasa males ini? Aku mau banget rajin kayak dulu lagi!
Love,
Amelia
Langganan:
Postingan (Atom)