Jumat, 11 Mei 2012

Kegagalan bukan akhir dari segalanya...

Dulu kalau aku melakukan sesuatu dan gagal, pasti aku akan menangis. Rasanya dunia itu runtuh dan sekitarku hancur menjadi berkeping-keping. Tapi sekarang, aku sadar, bahwa itu konyol sekali. Kenapa aku harus menangis, kalau gagal? Sering sekali dulu kalau mendapat hasil ulangan, dan kurang memuaskan, pasti aku akan seperti orang yang sedang depresi. Jam untuk makan siang aku lewati, temanku yang mencoba menghibur tidak aku hiraukan, dan niat belajar pun menghilang.

Sekarang, aku sadar bahwa kegagalan itu bukanlah akhir dari segalanya. Contohnya tadi, tes x1 yang aku kerjakan sebelum makan siang sangat sulit. Saking sulitnya sampai aku kesulitan untuk menyelesaikan ulangannya dalam waktu yang diberikan! Tapi daripada aku kepikiran, aku memilih untuk bersenang-senang dengan teman-temanku. Apa boleh buat lagi kan, yang sudah terjadi biarkanlah terjadi. Apapun yang akan kita lakukan sesudah itu tidak akan mengubah apa yang telah di lakukan. 

Dari tes x1 yang tadi, aku belajar bahwa mungkin saja aku kurang persiapan jadi aku gugup. Justru dari kegagalan mulailah awal yang baru - kita belajar dari kesalahan kita agar kita tidak melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya. Bukankah itu berarti bahwa kita memulai sesuatu langkah yang baru? Dari kegagalan, kita mendapatkan berkat. Inilah sisi dari kegagalan yang seharusnya kita lihat!

Hanya sekedar coret-coret?

Terkadang kalau kita tidak tahu apa yang harus dilakukan di waktu senggang, keluarkanlah selembar kertas dan alat tulis - pen, pensil, spidol, semua macam boleh. Lalu, mulailah menggambar. Menggambar apa? Gambarlah apapun yang tangan kita ingin gambar, tidak harus menggambar suatu benda yang pasti. Gambar saja apapun, seperti mencoret-coret.

Hal ini sebenarnya sangat membantu kita untuk lebih rileks lagi. Tanpa sadar, waktu yang kita luangkan untuk sekedar 'mencoret-coret' sangatlah banyak. Dan hasilnya, amat memuaskan! :)

Salah satu contohnya


Bertambah lagi satu tahun!

Belum lama yang lalu, tepatnya tanggal 5 Mei 2012, aku berulang tahun yang ke-16. Tahun-tahun lalu yang sbelumnya, mendekati hari ulang tahunku adalah hari-hari yang paling menyenangkan. Orang-orang disekitarku akan menggodai aku seperti 'Ciee... yang bentar lagi mau ulang tahun!' atau bertanya 'Mei, kamu ulang tahun mau kado apa?' Mendengar ini, aku akan tersenyum kecil. Padahal didalam hati, akau ingin sekali berteriak-teriak dengan senang!

Bukan berati tahun ini tidak ada yang mengejek lagi, tetapi perasaaan senang nya sudah berkurang. Menurut ku tahun ini adalah ulang tahun yang paling mengesankan. Memang aku tidak dapat sebanyak hadiah seperti tahun lalu, atau mengadakan pesta yang besar-besaran. Yang aku lakukan adalah pergi ke panti. Aku dan berberapa teman-temanku pergi ke panti asuhan Karena Kasih di Sunter. Kita membagikan makanan, hadiah, dan potong kue ulang tahun bersama. Memang tidak seberapa dibandingkan mengadakan pesta yang megah. Tapi dengan melakukan ini, ada perasaan senang yang tidak bisa di deskripsikan dengan kata-kata apapun juga.

Mungkin, orang-orang akan melihat caraku merayakn ulang tahun ini aneh. Tapi buatku, ini lah cara berterima kasih kepada Tuhan karena telah memberi kita satu tahun lagi. Berarti aku diberi satu tahun lagi untuk mengembalikan sedikit saja apa yang telah Tuhan berikan kepadaku.

Edwin bawa kado :)
Halo Tata!
Panti Asuhan Karena Kasih


Kamis, 10 Mei 2012

Tipe teman apa mereka?

Sekitar seminggu yang lalu, guru di kelasku menjelaskan sedikit tentang tipe-tipe teman yang ada di sekitar kita. Katanya, ada tiga macam teman: Jangkar, Jerat, dan Pelampung. Merekda diklasifikiasikan berdasarkan sifatnya yang sama dengan benda-benda tersebut.

Teman yang bersifat seperti jangkar adalah teman yang hanya bisa mencegah, tapi tidak bertindak. Seperti kebanyakan teman yang kita milikio; mereka hanya sekedar bisa memberitahukan kita mana yang salah dan yang seharusnya tidak dilakukan. Tapi mereka tidak akan melakukan lebih dari itu untuk menghentikan kita. Bukan berarti mereka bukan teman sejati, tetapi mungkin mereka tidak terlalu dekat dengan kita jadi tidak mau terlalu ikut campur.

Yang bahaya adalah teman yang seperti jerat. Sama seperti ketika ikan sedang ditangkap dengan jerat, mereka tidak bisa lagi kabur kemana-mana. Teman yang seperti itu biasanya bukan teman yang baik. mereka melakukan hal-hal yang salah dan menarik kita ikut kedalam masalahnya. terkadang, kita akan ikut kedalam masalahnya, tetapi mereka sendiri bisa keluar karena kita seperti menggantikan posisinya.

Seharusnya, kita mengelilingi diri kita dengan teman-teman yang bersifat seperti pelampung. Mereka adalah orang-orang yang akan mengangkat kita keluar dari masalah apapun juga. Mereka menopang, membantu dan tidak membiarkan kita jatuh kedalam hal-hal yang salah.

Mulai dari sekarang, kita harus bisa lebih pintar melihat teman-teman kita. Apakah mereka bersifat seperti jangkar atau pelampung? Jangan sampai karena kita tidak bisa bergaul dengan orang-orang yang benar, hidup kita ikut terseret bersama mereka. Ingat, jangan hanya menilai orang dari luarnya, karena didalamnya tersimpan banyak sekali hal yang tidak nampak mata.

Lanjut sekolah dimana?

Akhir-akhir ini, pikiranku terkabut dengan pertanyaan-pertanyaan seperti 'dimana aku akan kuliah', 'jurusan apa yang akan ku ambil', dan 'akan tinggal dengan siapa di negara tujuanku nanti?'

Sebenarnya, aku takut menghadapi kenyataan bahwa tahun depan aku akan lulus. Berrarti aku sudah harus memikirkan hal-hal tadi dari sekarang. Aku harus lebih giat lagi belajar karena aku mau buktikan kepada orangtua ku bahwa aku bisa langsung masuk /university/, tidak harus melalui /college/ dulu. Aku tidak mau jadi yang pertama dalam keluarga besar ku yang masuk /college/...

Sedih juga kalau dipikir-pikir - banyak teman-temanku yang tidak menyelesaikan kelas 12 disini. Setelah kelas 11, mereka akan langsung pergi. Aku mau sekali ikut, tapi aku tidak mau masuk /college/! Kenapa rumit sekali ya...

Tapi ya sudahlah, aku hanya bisa berdoa bahwa semua pertanyaanku aman dijawab Tuhan dengan rencanaNya. Aku tahu kok, bahwa apapun yang terjadi, pasti karena itulah yang terbaik buat diriku.